BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
suatu Negara, pendidikan menjadi suatu tumpuan menuju Negara yang maju.
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam pembangunan karena sasarannya
adalah meningkatkan kualitas SDM. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan alur
tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Suatu Negara yang maju
pasti mutu SDM atau pendidikan tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya?
2. Apa
sumbangan pendidikan pada pembangunan?
3. Bagaimana
pembangunan sistem pendidikan nasional?
C. Tujuan
1. Memberitahu
kepada pembaca tentang pendidikan dan pembangunan serta titik temunya.
2. Memberitahu
kepada pembaca tentang sumbangan pendidikan pada pembangunan.
3. Memberitahu
kepada pembaca tentang pembangunan sistem pendidikan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Esensi Pendidikan dan Pembangunan
Serta Titik Temunya
Esensi pembangunan bertumpu dan
berpangkal dari manusianya bukan pada lingkungannya. Pembangunan berorientasi
pada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan kodratnya sebagai manusia.
Pembangunan bertumpu pada manusia dan bertolak dari manusia, karena pembangunan
yang terarah kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan kodratnya yang
dapat meningkatkan martabatnya sebagai manusia yang menjadi tujuan final dari
pembangunan.
Dalam GBHN, hakekat pembangunan
nasional adalah pembangunan manusia Indonesia artinya bahwa yang menjadi tujuan
akhir dari pembangunan adalah manusianya, yaitu dapat terpenuhinya hajat hidup
jasmani dan rohani sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk
religius sehingga dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk. Jika
pembangunan bertolak dari sifat hakekat dasar, maka dalam ruang gerak
pembangunan manusia dapat dipandang sebagai objek dan subjek pembangunan.
Sebagai objek pembangunan, manusia dipandang sebagai sasaran yang dibangun
artinya pembangunan ke dalam diri manusia yatu pembinan pertumbuhan jasmani dan
perkembangan rohani. Jika manusia dipandang sebagai subjek pembangunan karena
dengan segenap kemampuannya manusia menggarap lingkungannya secara dinamis dan
kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun lingkungan sosial /
spiritualnya.
Pendidikan dan pembangunan merupakan
garis yang kontinyu yang saling mengisi proses pendidikan, menempatkan manusia
sebagai titik awal, karena pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.
Titik temu dari pendidikan dan pembangunan adalah :
Titik temu dari pendidikan dan pembangunan adalah :
- Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha keluar dari diri manusia.
- Pendidikan memnghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan.
B. Sumbangan Pendidikan pada
Pembangunan
Jika pembangunan dipandang sebagai
sistem makro maka pendidikan sebagai sebuah komponen atau bagian dari
pembangunan.
Sumbangan pendidikan dapat dilihat
dari beberapa segi antara lain :
- Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia
yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Tujuan citra manusia
pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber daya
pembangunan yang manusiawi. Menurut Prof. DR. Slamet Iman Santoso bahwa tujuan
pendidikan menghasilkan manusia yang baik yang dimanapun dia berada akan memperbaiki
lingkungan tersebut.
- Segi Lingkungan Pendidikan
Peran
pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem sebagai berikut :
a. Lingkungan keluarga (Pendidikan
informal)
Di dalam lingkungan keluarga anak
dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habit formation) tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kecekatan, kesapanan dan moral serta menanamkan
keyakinan-keyakinan yang penting terutama hal-hal yang bersifat religius yang
merupakan landasan yang sangat diperlukan untuk pembangunan.
b. Lingkungan sekolah (Pendidikan
formal)
Disini peserta didik dibimbing untuk
memperoleh bekal yang telah diperoleh dari lingkungan kerja keluarganya berupa
pengtahuan, keterampilan dan sikap. Bekal tersebut antara lain : bekal dasar
lanjutan (dari SD dan sekolah lanjutan) maupun bekal kerja yang langsung dapat
digunakan aplikatif ( SMK dan Perguruan Tinggi) yang dipersiapkan secara formal
yang berguna sebagai sarana penunjang pembangunan di berbagai bidang.
c. Lingkungan Masyarakat (Pendidikan
non-formal)
Disini peserta didik memperoleh
bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan, khususnya mereka yang tidak
sempat melanjutkan belajar melalui jalur formal. Sistem pendidikan non-formal
mengalami perkembangan yang sangat pesat karena semakin berkembangnya sektor swasta
yang menunjang pembangunan dan juga sebagai upaya untuk menciptakan kestabilan
nasional.
- Segi jenjang pendidikan
Jenjang
pendidikan terdiri atas 3 jenjang yaitu :
a) Jenjang pendidikan dasar ( basic
education / SD )
b) Jenjang pendidikan menengah (SM)
c) Jenjang pendidikan tinggi ( PT )
- Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan
Pembidangan
kerja menurut sektor kehidupan meliputi : bidang ekonomi, hukum, sosial,
politik, keuangan, perhubungan dan komunikasi, pertanian, pertahanan dll.
Pembangunan sektor kehidupan dapat diartikan sebagai aktifitas, pembinaan,
pengembangan dan pengisian bidang-bidang kerja tersebut agar dapat memenuhi
hajat hidup warga Negara suatu bangsa sehingga tetap jaya dalam kancah
kehidupan antara bangsa-bangsa di dunia.
C. Pembangunan Sistem Pendidikan
Nasional
1. Mengapa sistem pendidikan harus
dibangun.
Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi
kebutuhan manusia. Manusia cenderung berupaya untuk mendekatkan dirinya pada
kesempurnaan, untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk sistem
pendidikan. Selain itu, pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya
mengapa sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk
menemukan jawaban atas teka teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.
·
Menurut
L. Geveld : Setiap pendidikan selalu berurusan dengan manusia karena hanya
manusia yang dapat dididik dan harus selalu dididik.
·
Menurut
Drijarkara : Manusia digambarkan sebagai makhluk yang selalu meng-ada artinya
manusia itu adalah makhluk yang selalu mencari yang belum ada karena sasaran
yang ada sudah dibosani. Mencari dan mengadakan yang belum ada berarti
berkreasi.
·
Menurut
Max Scheller : Manusia digambarkan sebagai hewan yang sakit.
Persoalan pendidikan dapat dilihat segaia persoalan nasional
karena pendidikan berhubungan dengan masa depan bangsa. Dan untuk menyongsong
suasana hidup yang makmur dan maju, maka diperlukan sistem pendidikan harus
berubah. Jika tidak, maka pendidikan sebagai an agent of social change (agen
perubahan sosial) tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Wujud pembangunan system
pendidikan.
Secara makro, sistem pendidikan
meliputi banyak aspek yang satu sama lain saling terkait, yaitu aspek filosofis
dan keilmuan, yuridis, struktur, dan kurikulum.
I.
Hubungan
antar aspek-aspek.
Aspek filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi
butir-butir yang lain, karena member arah serta mewadahi butir-butir yang lain.
Aspek filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek-aspek yang
lain, karena memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek filosofis
menjadi landasan, tetapi tidak harus diartikan bahwa setiap terjadi perubahan
filosofis dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-aspek yang lain
secara total.
II.
Aspek filosofis keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan
nasioanal pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional yang etntunya
memberikan peluang bagi pengembanga hakikat manusia yang kodrati yang
berartipula bersifat wajar. Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu
pararel dengan jiwa Pancasila.
III.
Aspek yuridis
UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif
tetap. Beberapa pasal yang melandasi pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31
ayat (1) dan (2); pasal (32)) maupun yang implisit (pasal 27 ayat (1) dan (2);
pasal (34)). Pasal pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu
dijabarkan lebih rinci kedalam UU Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun
1950, UU Pendidikan No. 12 Tahun 1954 dan disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2
Tahun 1989.
IV.
Aspek struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada
upaya pembenahan struktur pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan
jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang
yang lai, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
V.
Aspek kurikulum
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan
kurikuler berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan tersebut dapat berupa
materinya, orientasinya, pendekatannya maupun metodenya.
BAB III
PENUTUP
v Kesimpulan
Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Mula-mula membangun
manusianya, selanjutnya manusia yang sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi
sumber daya pembangunan. Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran
lingkungan fisik maupun yang bersasaran lingkungan social yaitu diri manusia
itu sendiri.
Jika manusia memiliki jiwa
pembangunan sebagai hasil pendidikan maka diharapkan lingkungannya akan
terbangun dengan baik.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari
segi sasarannya, lingkungan pendidikan, jenjang pendidikan, dan sektor
kehidupan.
Secara khusus sumbangan pendidikan terhadap pembangunan
adalah pembangunan atas penyempurnaan sistem pendidikan itu sendiri.
v Saran
Ø Bila pembangunan di Negara kita
ingin maksimal, maka harus meningkatkan mutu sumber daya manusianya lewat
pendidikan yang lebih maju.
Ø Meningkatkan dan meratakan
pendidikan di seluruh Negara.
Ø Memberikan sarana dan prasarana
pendidikan yang lengkap, agar menunjang peningkatan mutu pendidikan.
Daftar Rujukan
·
Tirtarahardja,
Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
Download juga power pointnya disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar