Sabtu, 17 Agustus 2013

Kurikulum 2013 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SD, SMP, SMA.

Berikut adalah Perubahan Kurikulum Pendidikan Terbaru yang Berlaku Tahun 2013 untuk SD, SMP, SMA, SMK Kurikulum Pendidikan ini akan digunakan di dunia pendidikan di tahun ajaran 2013-2014.

Alasan dibuat kurikulum baru untuk SD, SMP, SMA, dan SMK adalah karena kurikulum yang berlaku terlalu padat dan tidak efisien. Banyak materi yang hanya membebani siswa dan tak banyak digunakan dalam kehidupan nyata siswa.


Kurikulum 2013 dapat di unduh di bawah ini...
Dokumen Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 SD/MI
Kurikulum 2013 SMP/MTS
Kurikulum 2013 SMA/MA

Senin, 24 Juni 2013

RPP dan SIlabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3


RPP Dan Silabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3 - RRPP Dan Silabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3. Berikut adalah RPP Dan Silabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3  semoga RPP Dan Silabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3 bisa menjadi referensi buat kita untuk membantu pembuatan RPP dan silabus......

RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD



Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD

Materi Perkuliahan Statistika

Banyak sekali definisi mengenai statistik yang dapat ditemukan dalam buku-buku teks statistik.  Dari sekian banyak definisi tersebut, ada beberapa yang dapat dikemukakan di sini
Menurut Thorne (1980:3), statistik adalah seperangkat alat yang berkepentingan dengan pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis fakta-fakta numerik.   Dengan makna yang hampir sama, Pasaribu (1981:22) mengemukakan bahwa statistik menyediakan berbagai alat dan cara untuk mencari kembali keterangan yang seolah-olah tersembunyi di dalam angka-angka statistik.  Kedua definisi tersebut menyepakati statistik sebagai suatu “alat” yang digunakan dalam menangani data kuantitatif.  Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan pendapat Ary, Jacobs, dan Razavieh (1979:91) yang mengatakan bahwa prosedur statistik pada dasarnya merupakan metode untuk menangani informasi kuantitatif dalam cara tertentu sehingga membuat informasi yang diperoleh menjadi bermakna.  Dalam definisi inipun kelihatan bahwa statistik sebagai alat untuk menangani data kuantitatif, meskipun memberikan penekanan sebagai suatu prosedur.  Demikian juga Hovarth (1985:6) meskipun dengan pengertian yang “umum” mengemukakan bahwa statistik adalah  kumpulan  peraturan dan prosedur untuk mengevaluasi dan membuat keputusan mengenai hasil observasi ilmiah.  Definisi yang mengarahkan pada klasifikasi statistik (statistik deskriptif dan statistik inferensial) dikemukakan oleh McCall (1980:18).  Ia mengemukakan bahwa statistik mempelajari tentang metode mendeskripsikan dan menginterpretasikan informasi kuantitatif, termasuk teknik mengorganisasi dan merangkum data, teknik membuat generalisasi (kesimpulan yang berlaku umum) dan inferensi dari data.  Arah pengklasifikasian ini tampak pada istilah “mendeskripsikan” sebagai “statistik deskriptif” dan menginterpretasikan” sebagai “statistik inferensial”.
Uraian yang membahas tentang statistik deskriptif dan statistik inferensial akan dikemukakan pada bagian khusus yang membahas itu.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa statistik berkaitan dengan cara menangani fakta berupa data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengukuran sehingga data dapat dideskripsikan atau ditarik kesimpulan dan akhirnya memungkinkan orang lebih mudah memahami fakta yang ada.
Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial
Dalam definisi sebelumnya disebutkan bahwa statistik berfungsi mendeskripsikan dan menarik kesimpulan (inferensial).  Menurut Horvath (1985:5), statistik memiliki dua tujuan utama, yaitu mendeskripsikan dan menarik kesimpulan.  Oleh sebab itu dikenal dua jenis statistik, yaitu stastistik deskriptif dan statistik inferensial.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berisi teknik untuk mengorganisasi, meringkas/ menyarikan informasi dari data numerik (Horvath, 1985:5).
Untuk memberikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan statistik deskriptif, maka perhatikan contoh berikut ini.   Seorang peneliti ingin mengetahui tentang skor hasil belajar             metodologi penelitian dari 300 orang  mahasiswa  di fakultas X.  Data dari 300 orang mahasiswa tersebut  diperoleh dari arsip nilai pada bagian kemahasiswaan.  Si peneliti menyalin nama dan skor masing-masing mahasiswa.  Dari contoh tersebut tentu saja diperoleh 300 skor yang bervariasi  dari masing-masing mahasiswa.  Dapat kita bayangkan berapa lembar kertas  yang dibutuhkan untuk menyalin data dari  300  orang mahasiswa tersebut. 
Deretan data tersebut, meskipun sudah menyajikan  semua data  yang dibutuhkan, namun belum dapat memberikan  jawaban secara akurat mengenai pertanyaan-pertanyaan seperti: Berapa skor  rata-rata  dari kelompok  mahasis-wa  tersebut?  Apakah rentang  skor semua mahasiswa sempit sehingga  variasi  skor dapat  dikatakan mirip?  Atau sebaliknya rentang skor  lebar sehingga   skor  sangat bervariasi?  Skor  mana  yang  dapat diidentifikasikan  sebagai  kelompok tinggi  dan  mana  yang masuk  dalam kelompok rendah?  Informasi-informasi  mengenai pertanyaan-pertanyan tersebut masih membutuhkan perhitungan-perhitungan   tertentu.   Perhitungan-perhitungan   tersebut itulah yang menjadi kawasan operasi statistik deskriptif.
Statistik Inferensial
Menurut  Horvath  (1985:6) Statistik  inferensial  (ada yang menyebut statistik induktif) adalah kumpulan aturan dan prosedur di mana pernyataan umum tentang orang atau peristiwa dibuat berdasarkan observasi terhadap jumlah yang relatif sedikit.  Dengan kata lain statistik inferensial ini merupakan  penggeneralisasian  penemuan di  luar  pengamatan  yang dilakukan.  
Sebagai  contoh,  seorang  peneliti  ingin   mengetahui bagaimana  sikap  mahasiswa  IKIP  terhadap  profesi   guru.  Berapa  jumlah  mahasiswa  IKIP  di  Indonesia?   Katakanlah jumlah  seluruhnya  10.000  orang.  Ini  jumlah  yang  tidak kecil.   Namun dengan menggunakan teknik statistik  inferensial,  memungkinkan peneliti untuk mengedarkan  angket  yang sudah  disiapkan  kepada  sebagian  mahasiswa  yang  dipilih secara acak (random), katakanlah 500 orang.  Melalui  analisis  data  dari angket yang diisi oleh 500  orang  tersebut, diketahui bahwa sikap mereka terhadap profesi guru  ternyata rendah.   Apabila prosedur analisis terhadap kelompok  kecil sampel  ini  dilakukan dengan benar, maka  kesimpulan  hasil tersebut  menjadi  berlaku bagi seluruh  mahasiswa  IKIP  di Indonesia, yaitu semuanya memiliki sikap yang rendah  terhadap profesi guru.  Jadi kesimpulan bukan hanya berlaku  pada 500  orang  yang dijadikan sampel.  Dengan  demikian  teknik statistik  inferensial adalah alat mengumpulkan suatu  fakta mengenai  populasi yang besar dengan hanya menggunakan  data dari  sampel  yang relatif kecil.  Itulah  sebabnya  Horvath (1985:6) mengatakan bahwa statistik ini merupakan  "jantung" dari kegiatan ilmiah.

File tentang statistika dapat di download dibawah ini.
Korelasi
Regresi
Sampling
Statistika Deskriptif
Regresi logisti dan diskriminan
Konsep Uji Dasar Hipotesis

Minggu, 23 Juni 2013

Makalah Perkuliahahan Senam II


BAB I
Pendahuluan


A.    Latar Belakang
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik. Dengan alasan diatas seorang guru penjas harus mengetahui, memahami, dan mengerti tahapan-tahapan latihan yang harus dilakukan pada cabang olahraga senam, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti cedera dan penghambatan pertumbuhan pada anak atau seseorang yang melakukan cabang olahraga senam.
B.     Rumusan Masalah

1.      Sistematika pembelajaran pada latihan guling depan (roll depan)?



File lengkap dalam bentuk word dapat didownload disini.

Peraturan Renang FINA 2009-2013

Peraturan Renang FINA 2009-2013



PERATURAN RENANG FINA (2009 – 2013)
FINA Swimming Rules 2009-2013

SW 1 PENYELENGGARAAN PERTANDINGAN (Management of Competitions)

SW 1,1 Panitia penyelenggara yang ditunjuk oleh badan keolahragaan yang berwenang, memiliki yurisdiksi atas segala hal yang tidak ditetapkan oleh peraturan sebagai wewenang wasit, Juri atau petugas lainnya dan harus memiliki kekuasaan untuk menunda acara dan memberikan petunjuk yang konsisten dengan aturan yang diterapkan untuk melakukan kegiatan apapun.

SW 1,2 Pada Olimpiade dan Kejuaraan Dunia FINA Biro harus menunjuk petugas perlombaan, sekurang kurangnya sebagai berikut :

• wasit (Referee)  = 1 Orang
• Juri Gaya ( judges of Stroke )  = 4 Orang 
• Pemberi Isyarat Start (starters)  = 2 Orang 
• Kepala Pengawas Pembalikan (Chief Inspectors of Turn)  = 2 Orang
( 1 Orang ditiap ujung kolam )
• Pengawas Pembalikan ( Inspectors of Turn)   = 1 Orang
( I Orang disetiap ujung Lintasan )
• Kepala Pencatat/ Kepala Sekretariat (Chief Recorder) = 1 Orang 
• Pencatat/ Petugas Sekretariat (Recorder)   = 1 Orang
• Pengatur Lintasan (Clerk of Course)  = 2 Orang
• Pengatur Tali Salah Start (False Start Rope Personel)   = 1 Orang
• Penyiar/ Pembawa Acara (Announcer)   = 1 Orang

SW 1.2.2 Untuk semua perlombaan internasional lainnya, Induk Organisasi yang berwenang, menunjuk petugas-petugas dengan jumlah yang sama atau kurang dari itu, tergantung pada persetujuan badan keolahragaan regional atau Internasional yang berwenang sesuai keperluan.

SW 1.2.3 Apabila peralatan Penjurian Otomatik tidak tersedia, maka harus ada 1 orang Kepala Pengambil Waktu. Pengambil waktu 3 Orang untuk tiap lintasan dan tambahan 2 Orang pengambil waktu.

SW 1.2.4 Seorang Kepala Juri Kedatangan dan Juri Juri Kedatangan harus ada bila tidak mempergunakan peralatan penjurian Otomatik dan/ atau tidak ada 3 (tiga) buah jam ( alat pengambil waktu) digital ditiap lintasan.

SW 1.3 Kolam renang dan peralatan penjurian Otomatik guna penyelenggaraan Olympiade dan Kejuaraan Dunia, sebelum waktu penyelenggaraan pertandingan terlebih dahulu harus diperiksa dan disetujui oleh Delegasi FINA bersana seorang anggota Komisi Teknik Renang FINA.

SW 1,4 Bilamana peralatan video bawah air digunakan oleh televisi, peralatan harus dioperasikan dengan remote control dan tidak akan menghambat penglihatan atau lintasan dari perenang dan tidak harus mengubah konfigurasi dari kolam renang atau mengaburkan tanda tanda garis yang ditetapkan oleh peraturan FINA.

SW 2 PETUGAS PETUGAS (Officials)

SW 2,1 Wasit (Referee)
SW 2.1.1 Wasit melakukan pengawasan seluruhnya dan mempunyai wewenang penuh atas semua petugas, menyetujui penempatan mereka serta member petunjuk kepada mereka mengenai setiap hal yang khusus ataupun peraturan peraturan yang berkaitan dengan perlombaan. Dia akan menegakkan semua peraturan dan keputusan dari FINA dan akan memutuskan semua persoalan yang berkaitan dengan cara yang sebenarnya dalam melaksanakan pertandingan, nomer perlombaan atau acara perlombaan serta cara penyelesaiannya termasuk yang tidak tercakup dalam peraturan.

SW 2.1.2 Wasit dapat campur tangan dalam setiap tahap pertandingan, untuk memastikan bahwa peraturan FINA diamati, dan akan mengadili semua protes yang berhubungan dengan kompetisi dalam penyelesaian.

SW 2.1.3 Bila menggunakan Juri kedatangan tetapi tidak ada pengambil waktu dengan 3 (tiga) buah jam digital ditiap lintasan, maka jika diperlukan wasit dapat menentukan kedudukan kedudukan. Bila peralatan penjurian Otomatik ada dan dipergunakan, harus diperhatikan agar sesuai dengan yang dimaksud dalam SW 13.

SW 2.1.4 wasit harus memastikan bahwa semua pejabat yang diperlukan sudah berada pada tempatnya masing-masing untuk pelaksanaan perlombaan. Dia dapat menunjuk pengganti untuk setiap orang yang tidak hadir, tidak mampu bertindak atau ditemukan tidak efisien Dia dapat menunjuk pejabat tambahan jika dianggap diperlukan.

SW 2.1.5 Pada saat akan dimulainya nomer perlombaan, wasit harus member tanda kepada para perenang dengan membunyikan peluit pendek pendek yang menyuruh para perenang menanggalkan semua pakaian kecuali celana/ pakaian renang, disusul dengan bunyi peluit panjang yang memberitahukan agar mereka harus segera mengambil/ naik ketempat start (atau untuk nomer gaya punggung dan estafet gaya ganti, harus segera turun ke air. Khusus untuk perenang nomor gaya punggung dan estafet gaya ganti, bunyi peluit panjang kedua wasit mengharuskan mereka untuk segera mengambil posisi untuk start. Bila para peserta dan petugas petugas sudah siap untuk start, wasit harus member isyarat dengan merentangkan satu lengannya, yang menandakan bahwa para peserta berada dibawah pengawasan petugas pemberi isyarat start. Lengan yang terentang tersebut harus tetap terentang sampai aba-aba start telah diberikan.

SW 2.1.6 Wasit harus mendiskualifikasi setiap perenang untuk setiap pelanggaran aturan-aturan yang ia lihat sendiri. Wasit juga akan mendiskualifikasi setiap perenang untuk pelanggaran yang dilaporkan kepadanya oleh pejabat yang berwenang lainnya. Semua diskualifikasi tergantung pada keputusan wasit.

SW 2,2 Pengawas Ruangan Pengatur (Control Room Supervisor)

SW 2.2.1 pengawas harus mengawasi penggunaan alat pengambil waktu elektronik, termasuk memperhatikan hasil dari camera camera pendukung (back-up caneras) dari alat pengambil waktu.

SW 2.2.2 Pengawas bertanggung jawab untuk memeriksa hasil dari cetakan komputer.

SW 2.2.3 Pengawas bertanggung jawab untuk memeriksa hasil rekaman dari penggantian perenang dalam nomer estafet dan melaporkan kepada wasit bila ada loncatan yang dilakukan lebih dahulu (early take-off)

SW 2.2.4 Pengawas dapat mengulang kembali hasil rekaman dari video guna mendukung adanya dilakukan loncatan lebih dahulu (early take-off)

SW 2.2.5 Pengawas harus mengawasi pembatalan (withdrawals) setelah tiap seri atau Final, memasukkan (menulis) hasil hasil pada formulir formulir hasil.
 
File lengkap pdf bisa diunduh DISINI !!!

Makalah Perkembangan dan Pertumbuhan Motorik Anak Kecil


BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Setelah masa bayi seseorang akan mengalami masa anak-anak, Sebagian besar dari kita  menganggap bahwa masa anak-anak terjadi antara umur 6 sampai 12 tahun, anggapan tersebut masih kurang tepat karena yang dimaksud orang-orang adalah masa anak besar sedangkan masa anak dibagi menjadi dua yaitu masa anak kecil dan masa anak besar.  Yang disebut anak kecil  adalah anak yang menginjak usia antara 2 samapai 6 tahun.
            Masa anak-anak kecil adalah waktu aktifitas yang sangat banyak. Kita seringkali takjub dengan jumlah besarnya energi yang dikeluarkan dengan makanan yang dimakan. Anak hidup dalam dunia yang membuat keheranan, menjadikan itu tidak dikenal dan sering menciptakan hal yang fantastik.
Dengan cara yang cepat, anak-anak suka akan menjadi seekor kodok, kuda atau bahkan mesin  kebakaran. Anak-anak belum bisa membedakan yang nyata dan khayalan, dan benar-benar percaya bahwa anjing hitam yang besar adalah beruang. Sulit untuk menyatakan yang dunia khayalan yang tidak nyata kepada dunia nyata yang memberikan ketinggian yang dipanggil keturunan yang lazim pada usia ini.
Anak seusia ini dipenuhi dengan keingintahuan dan selalu bertanya. "mengapa" dan "untuk apa". Anak akan sangat suka meniru, dan akan meniru kata-kata yang buruk dan kebiasaan yang tidak baik tanpa mengetahui artinya. Anak-anak ingin menghabiskan waktunya dalam permainan  yang aktif dari pada bercanda, menikmati cerita-cerita dengan lagu-lagu dan memaksa untuk diceritakan kembali. Anak-anak ini sangat mudah percaya kepada apa yang orangtua dan  teman-teman dekatnya katakan.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pertumbuhan fisik anak kecil usia 2 – 6 tahun?
2. Bagaimana perkembangan gerak umum anak kecil usia 2 – 6 tahun?
III. TUJUAN MASALAH
1. Kita dapat mengetahui bagaimana pertumbuhan fisik anak kecil usia 2 – 6 tahun.
2. Kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan gerak umum anak kecil usia 2 – 6 tahun.

File makalah lengkap dalam bentuk Word dapat didownload disini.

Teori Belajar Humanistik


TEORI BELAJAR HUMANISTIK


Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. \proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
            Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Para ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah :
  1. Proses pemerolehan informasi baru,
  2. Personalia informasi ini pada individu.

Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers.

  1. Arthur Combs (1912-1999)
Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
            Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
            Combs memberikan lukisan persepsi dir dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

  1. Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
(1)   suatu usaha yang positif untuk berkembang
(2)   kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.
Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
            Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

  1. Carl Rogers
Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois Chicago, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Semula Rogers menekuni bidang agama tetapi akhirnya pindah ke bidang psikologi. Ia mempelajari psikologi klinis di Universitas Columbia dan mendapat gelar Ph.D pada tahun 1931, sebelumnya ia telah merintis kerja klinis di Rochester Society untuk mencegah kekerasan pada anak.
            Gelar profesor diterima di Ohio State tahun 1960. Tahun 1942, ia menulis buku pertamanya, Counseling and Psychotherapy dan secara bertahap mengembangkan konsep Client-Centerd Therapy.
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
    1. Kognitif (kebermaknaan)
    2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)

Guru menghubungan pengetahuan akademik ke  dalam pengetahuan terpakai seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
            Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.      Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2.      Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
3.      Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4.      Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah :
a.       Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b.      Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c.       Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d.      Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
e.       Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
f.       Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g.      Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
h.      Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
i.        Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
j.        Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.
Salah satu model pendidikan terbuka mencakuo konsep mengajar guru yang fasilitatif yang dikembangkan Rogers diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975 mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan kondidi yang mendukung yaitu empati, penghargaan dan umpan balik positif.  Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
  1. Merespon perasaan siswa
  2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
  3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
  4. Menghargai siswa
  5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
  6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
  7. Tersenyum pada siswa
Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin dan mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.

Word dan PowerPoint juga bisa di donwload dibawah ini