Berikut adalah Perubahan Kurikulum Pendidikan Terbaru yang Berlaku Tahun
2013 untuk SD, SMP, SMA, SMK Kurikulum Pendidikan ini akan digunakan di
dunia pendidikan di tahun ajaran 2013-2014.
Alasan dibuat kurikulum baru untuk SD, SMP, SMA, dan SMK adalah karena
kurikulum yang berlaku terlalu padat dan tidak efisien. Banyak materi
yang hanya membebani siswa dan tak banyak digunakan dalam kehidupan
nyata siswa.
Kurikulum 2013 dapat di unduh di bawah ini...
Dokumen Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 SD/MI
Kurikulum 2013 SMP/MTS
Kurikulum 2013 SMA/MA
Sabtu, 17 Agustus 2013
Senin, 24 Juni 2013
RPP dan SIlabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3
RPP Dan Silabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3 - RRPP Dan Silabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3. Berikut adalah RPP Dan Silabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3 semoga RPP Dan Silabus Tematik Berkarakter SD Kelas 3 bisa menjadi referensi buat kita untuk membantu pembuatan RPP dan silabus......
RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Tempat Umum Semester 1
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pengalaman Semester 1
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Lingkungan Semester 1
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kesehatan Semester 1
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kegiatan Semester 1
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Hiburan Semester 1
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pertanian Semester 2
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kerajinan Tangan Semester 2
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Keperluan Sehari-hari Semester 2
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kegemaran Semester 2
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Permainan Semester 2
- RPP Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pendidikan Semester 2
Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Tempat Umum Semester 1
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Lingkungan Semester 1
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pengalaman Semester 1
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Hiburan Semester 1
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kesehatan Semester 1
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kegiatan Semester 1
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kegemaran Semester 2
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pertanian Semester 2
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Permainan Semester 2
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Pendidikan Semester 2
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Kerajinan Tangan Semester 2
- Silabus Tematik Berkarakter Kelas 3 SD Tema Keperluan Sehari-hari Semester 2
Materi Perkuliahan Statistika
Banyak sekali definisi mengenai statistik yang dapat ditemukan dalam buku-buku teks statistik. Dari sekian banyak definisi tersebut, ada beberapa yang dapat dikemukakan di sini
Menurut
Thorne (1980:3), statistik adalah seperangkat alat yang berkepentingan
dengan pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis fakta-fakta numerik. Dengan
makna yang hampir sama, Pasaribu (1981:22) mengemukakan bahwa statistik
menyediakan berbagai alat dan cara untuk mencari kembali keterangan
yang seolah-olah tersembunyi di dalam angka-angka statistik. Kedua definisi tersebut menyepakati statistik sebagai suatu “alat” yang digunakan dalam menangani data kuantitatif. Hal
ini juga tidak jauh berbeda dengan pendapat Ary, Jacobs, dan Razavieh
(1979:91) yang mengatakan bahwa prosedur statistik pada dasarnya
merupakan metode untuk menangani informasi kuantitatif dalam cara
tertentu sehingga membuat informasi yang diperoleh menjadi bermakna. Dalam
definisi inipun kelihatan bahwa statistik sebagai alat untuk menangani
data kuantitatif, meskipun memberikan penekanan sebagai suatu prosedur. Demikian juga Hovarth (1985:6) meskipun dengan pengertian yang “umum” mengemukakan bahwa statistik adalah kumpulan peraturan dan prosedur untuk mengevaluasi dan membuat keputusan mengenai hasil observasi ilmiah. Definisi
yang mengarahkan pada klasifikasi statistik (statistik deskriptif dan
statistik inferensial) dikemukakan oleh McCall (1980:18). Ia
mengemukakan bahwa statistik mempelajari tentang metode mendeskripsikan
dan menginterpretasikan informasi kuantitatif, termasuk teknik
mengorganisasi dan merangkum data, teknik membuat generalisasi
(kesimpulan yang berlaku umum) dan inferensi dari data. Arah
pengklasifikasian ini tampak pada istilah “mendeskripsikan” sebagai
“statistik deskriptif” dan menginterpretasikan” sebagai “statistik
inferensial”.
Uraian
yang membahas tentang statistik deskriptif dan statistik inferensial
akan dikemukakan pada bagian khusus yang membahas itu.
Dari
definisi-definisi yang dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa
statistik berkaitan dengan cara menangani fakta berupa data kuantitatif
yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengukuran sehingga data dapat
dideskripsikan atau ditarik kesimpulan dan akhirnya memungkinkan orang
lebih mudah memahami fakta yang ada.
Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial
Dalam definisi sebelumnya disebutkan bahwa statistik berfungsi mendeskripsikan dan menarik kesimpulan (inferensial). Menurut Horvath (1985:5), statistik memiliki dua tujuan utama, yaitu mendeskripsikan dan menarik kesimpulan. Oleh sebab itu dikenal dua jenis statistik, yaitu stastistik deskriptif dan statistik inferensial.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berisi teknik untuk mengorganisasi, meringkas/ menyarikan informasi dari data numerik (Horvath, 1985:5).
Untuk memberikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan statistik deskriptif, maka perhatikan contoh berikut ini. Seorang peneliti ingin mengetahui tentang skor hasil belajar metodologi penelitian dari 300 orang mahasiswa di fakultas X. Data dari 300 orang mahasiswa tersebut diperoleh dari arsip nilai pada bagian kemahasiswaan. Si peneliti menyalin nama dan skor masing-masing mahasiswa. Dari contoh tersebut tentu saja diperoleh 300 skor yang bervariasi dari masing-masing mahasiswa. Dapat kita bayangkan berapa lembar kertas yang dibutuhkan untuk menyalin data dari 300 orang mahasiswa tersebut.
Deretan data tersebut, meskipun sudah menyajikan semua data yang dibutuhkan, namun belum dapat memberikan jawaban secara akurat mengenai pertanyaan-pertanyaan seperti: Berapa skor rata-rata dari kelompok mahasis-wa tersebut? Apakah rentang skor semua mahasiswa sempit sehingga variasi skor dapat dikatakan mirip? Atau sebaliknya rentang skor lebar sehingga skor sangat bervariasi? Skor mana yang dapat diidentifikasikan sebagai kelompok tinggi dan mana yang masuk dalam kelompok rendah? Informasi-informasi mengenai pertanyaan-pertanyan tersebut masih membutuhkan perhitungan-perhitungan tertentu. Perhitungan-perhitungan tersebut itulah yang menjadi kawasan operasi statistik deskriptif.
Statistik Inferensial
Menurut Horvath (1985:6) Statistik inferensial (ada
yang menyebut statistik induktif) adalah kumpulan aturan dan prosedur
di mana pernyataan umum tentang orang atau peristiwa dibuat berdasarkan
observasi terhadap jumlah yang relatif sedikit. Dengan kata lain statistik inferensial ini merupakan penggeneralisasian penemuan di luar pengamatan yang dilakukan.
Sebagai contoh, seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana sikap mahasiswa IKIP terhadap profesi guru. Berapa jumlah mahasiswa IKIP di Indonesia? Katakanlah jumlah seluruhnya 10.000 orang. Ini jumlah yang tidak kecil. Namun dengan menggunakan teknik statistik inferensial, memungkinkan peneliti untuk mengedarkan angket yang sudah disiapkan kepada sebagian mahasiswa yang dipilih secara acak (random), katakanlah 500 orang. Melalui analisis data dari angket yang diisi oleh 500 orang tersebut, diketahui bahwa sikap mereka terhadap profesi guru ternyata rendah. Apabila prosedur analisis terhadap kelompok kecil sampel ini dilakukan dengan benar, maka kesimpulan hasil tersebut menjadi berlaku bagi seluruh mahasiswa IKIP di Indonesia, yaitu semuanya memiliki sikap yang rendah terhadap profesi guru. Jadi kesimpulan bukan hanya berlaku pada 500 orang yang dijadikan sampel. Dengan demikian teknik statistik inferensial adalah alat mengumpulkan suatu fakta mengenai populasi yang besar dengan hanya menggunakan data dari sampel yang relatif kecil. Itulah sebabnya Horvath (1985:6) mengatakan bahwa statistik ini merupakan "jantung" dari kegiatan ilmiah.File tentang statistika dapat di download dibawah ini.
Korelasi
Regresi
Sampling
Statistika Deskriptif
Regresi logisti dan diskriminan
Konsep Uji Dasar Hipotesis
Minggu, 23 Juni 2013
Makalah Perkuliahahan Senam II
BAB I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang
melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian
gerakan fisik yang teratur. Senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan
dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari
komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai
dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang
menarik. Dengan alasan diatas seorang guru penjas
harus mengetahui, memahami, dan mengerti tahapan-tahapan latihan yang harus
dilakukan pada cabang olahraga senam, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti cedera dan penghambatan pertumbuhan pada anak atau seseorang
yang melakukan cabang olahraga senam.
B. Rumusan
Masalah
1. Sistematika
pembelajaran pada latihan guling depan (roll depan)?
File lengkap dalam bentuk word dapat didownload disini.
Peraturan Renang FINA 2009-2013
Peraturan Renang FINA 2009-2013
PERATURAN RENANG FINA (2009 – 2013)
FINA Swimming Rules 2009-2013
SW 1 PENYELENGGARAAN PERTANDINGAN (Management of Competitions)
SW 1,1 Panitia penyelenggara yang ditunjuk
oleh badan keolahragaan yang berwenang, memiliki yurisdiksi atas segala
hal yang tidak ditetapkan oleh peraturan sebagai wewenang wasit, Juri
atau petugas lainnya dan harus memiliki kekuasaan untuk menunda acara
dan memberikan petunjuk yang konsisten dengan aturan yang diterapkan
untuk melakukan kegiatan apapun.
SW 1,2 Pada Olimpiade dan Kejuaraan Dunia FINA Biro harus menunjuk petugas perlombaan, sekurang kurangnya sebagai berikut :
• wasit (Referee) = 1 Orang
• Juri Gaya ( judges of Stroke ) = 4 Orang
• Pemberi Isyarat Start (starters) = 2 Orang
• Kepala Pengawas Pembalikan (Chief Inspectors of Turn) = 2 Orang
( 1 Orang ditiap ujung kolam )
• Pengawas Pembalikan ( Inspectors of Turn) = 1 Orang
( I Orang disetiap ujung Lintasan )
• Kepala Pencatat/ Kepala Sekretariat (Chief Recorder) = 1 Orang
• Pencatat/ Petugas Sekretariat (Recorder) = 1 Orang
• Pengatur Lintasan (Clerk of Course) = 2 Orang
• Pengatur Tali Salah Start (False Start Rope Personel) = 1 Orang
• Penyiar/ Pembawa Acara (Announcer) = 1 Orang
SW 1.2.2 Untuk semua perlombaan internasional
lainnya, Induk Organisasi yang berwenang, menunjuk petugas-petugas
dengan jumlah yang sama atau kurang dari itu, tergantung pada
persetujuan badan keolahragaan regional atau Internasional yang
berwenang sesuai keperluan.
SW 1.2.3 Apabila peralatan Penjurian Otomatik
tidak tersedia, maka harus ada 1 orang Kepala Pengambil Waktu.
Pengambil waktu 3 Orang untuk tiap lintasan dan tambahan 2 Orang
pengambil waktu.
SW 1.2.4 Seorang Kepala Juri Kedatangan dan
Juri Juri Kedatangan harus ada bila tidak mempergunakan peralatan
penjurian Otomatik dan/ atau tidak ada 3 (tiga) buah jam ( alat
pengambil waktu) digital ditiap lintasan.
SW 1.3 Kolam renang dan peralatan penjurian
Otomatik guna penyelenggaraan Olympiade dan Kejuaraan Dunia, sebelum
waktu penyelenggaraan pertandingan terlebih dahulu harus diperiksa dan
disetujui oleh Delegasi FINA bersana seorang anggota Komisi Teknik
Renang FINA.
SW 1,4 Bilamana peralatan video bawah air
digunakan oleh televisi, peralatan harus dioperasikan dengan remote
control dan tidak akan menghambat penglihatan atau lintasan dari
perenang dan tidak harus mengubah konfigurasi dari kolam renang atau
mengaburkan tanda tanda garis yang ditetapkan oleh peraturan FINA.
SW 2 PETUGAS PETUGAS (Officials)
SW 2,1 Wasit (Referee)
SW
2.1.1 Wasit melakukan pengawasan seluruhnya dan mempunyai wewenang
penuh atas semua petugas, menyetujui penempatan mereka serta member
petunjuk kepada mereka mengenai setiap hal yang khusus ataupun peraturan
peraturan yang berkaitan dengan perlombaan. Dia akan menegakkan semua
peraturan dan keputusan dari FINA dan akan memutuskan semua persoalan
yang berkaitan dengan cara yang sebenarnya dalam melaksanakan
pertandingan, nomer perlombaan atau acara perlombaan serta cara
penyelesaiannya termasuk yang tidak tercakup dalam peraturan.
SW 2.1.2 Wasit dapat campur tangan dalam
setiap tahap pertandingan, untuk memastikan bahwa peraturan FINA
diamati, dan akan mengadili semua protes yang berhubungan dengan
kompetisi dalam penyelesaian.
SW 2.1.3 Bila menggunakan Juri kedatangan
tetapi tidak ada pengambil waktu dengan 3 (tiga) buah jam digital ditiap
lintasan, maka jika diperlukan wasit dapat menentukan kedudukan
kedudukan. Bila peralatan penjurian Otomatik ada dan dipergunakan, harus
diperhatikan agar sesuai dengan yang dimaksud dalam SW 13.
SW 2.1.4 wasit harus memastikan bahwa semua
pejabat yang diperlukan sudah berada pada tempatnya masing-masing untuk
pelaksanaan perlombaan. Dia dapat menunjuk pengganti untuk setiap orang
yang tidak hadir, tidak mampu bertindak atau ditemukan tidak efisien
Dia dapat menunjuk pejabat tambahan jika dianggap diperlukan.
SW 2.1.5 Pada saat akan dimulainya nomer
perlombaan, wasit harus member tanda kepada para perenang dengan
membunyikan peluit pendek pendek yang menyuruh para perenang
menanggalkan semua pakaian kecuali celana/ pakaian renang, disusul
dengan bunyi peluit panjang yang memberitahukan agar mereka harus segera
mengambil/ naik ketempat start (atau untuk nomer gaya punggung dan
estafet gaya ganti, harus segera turun ke air. Khusus untuk perenang
nomor gaya punggung dan estafet gaya ganti, bunyi peluit panjang kedua
wasit mengharuskan mereka untuk segera mengambil posisi untuk start.
Bila para peserta dan petugas petugas sudah siap untuk start, wasit
harus member isyarat dengan merentangkan satu lengannya, yang menandakan
bahwa para peserta berada dibawah pengawasan petugas pemberi isyarat
start. Lengan yang terentang tersebut harus tetap terentang sampai
aba-aba start telah diberikan.
SW 2.1.6 Wasit harus mendiskualifikasi setiap
perenang untuk setiap pelanggaran aturan-aturan yang ia lihat sendiri.
Wasit juga akan mendiskualifikasi setiap perenang untuk pelanggaran yang
dilaporkan kepadanya oleh pejabat yang berwenang lainnya. Semua
diskualifikasi tergantung pada keputusan wasit.
SW 2,2 Pengawas Ruangan Pengatur (Control Room Supervisor)
SW 2.2.1 pengawas harus mengawasi penggunaan
alat pengambil waktu elektronik, termasuk memperhatikan hasil dari
camera camera pendukung (back-up caneras) dari alat pengambil waktu.
SW 2.2.2 Pengawas bertanggung jawab untuk memeriksa hasil dari cetakan komputer.
SW 2.2.3 Pengawas bertanggung jawab untuk
memeriksa hasil rekaman dari penggantian perenang dalam nomer estafet
dan melaporkan kepada wasit bila ada loncatan yang dilakukan lebih
dahulu (early take-off)
SW 2.2.4 Pengawas dapat mengulang kembali
hasil rekaman dari video guna mendukung adanya dilakukan loncatan lebih
dahulu (early take-off)
SW 2.2.5 Pengawas harus mengawasi pembatalan
(withdrawals) setelah tiap seri atau Final, memasukkan (menulis) hasil
hasil pada formulir formulir hasil.
File lengkap pdf bisa diunduh DISINI !!!
Makalah Perkembangan dan Pertumbuhan Motorik Anak Kecil
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Setelah
masa bayi seseorang akan mengalami masa anak-anak, Sebagian besar dari
kita menganggap bahwa masa anak-anak
terjadi antara umur 6 sampai 12 tahun, anggapan tersebut masih kurang tepat
karena yang dimaksud orang-orang adalah masa anak besar sedangkan masa anak
dibagi menjadi dua yaitu masa anak kecil dan masa anak besar. Yang disebut anak kecil adalah anak yang menginjak usia antara 2
samapai 6 tahun.
Masa
anak-anak kecil adalah waktu aktifitas yang sangat banyak. Kita seringkali
takjub dengan jumlah besarnya energi yang dikeluarkan dengan makanan yang
dimakan. Anak hidup dalam dunia yang membuat keheranan, menjadikan itu tidak
dikenal dan sering menciptakan hal yang fantastik.
Dengan cara
yang cepat, anak-anak suka akan menjadi seekor kodok, kuda atau bahkan mesin kebakaran.
Anak-anak belum bisa membedakan yang nyata dan khayalan, dan benar-benar
percaya bahwa anjing hitam yang besar adalah beruang. Sulit untuk menyatakan
yang dunia khayalan yang tidak nyata kepada dunia nyata yang memberikan
ketinggian yang dipanggil keturunan yang lazim pada usia ini.
Anak seusia
ini dipenuhi dengan keingintahuan dan selalu bertanya. "mengapa" dan
"untuk apa". Anak akan sangat suka meniru, dan akan meniru kata-kata
yang buruk dan kebiasaan yang tidak baik tanpa mengetahui artinya. Anak-anak
ingin menghabiskan waktunya dalam permainan yang aktif dari pada bercanda,
menikmati cerita-cerita dengan lagu-lagu dan memaksa untuk diceritakan kembali.
Anak-anak ini sangat mudah percaya kepada apa yang orangtua dan teman-teman
dekatnya katakan.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
pertumbuhan fisik anak kecil usia 2 – 6 tahun?
2. Bagaimana
perkembangan gerak umum anak kecil usia 2 – 6 tahun?
III. TUJUAN MASALAH
1. Kita dapat
mengetahui bagaimana pertumbuhan fisik anak kecil usia 2 – 6 tahun.
2. Kita dapat
mengetahui bagaimana perkembangan gerak umum anak kecil usia 2 – 6 tahun.
File makalah lengkap dalam bentuk Word dapat didownload disini.
Teori Belajar Humanistik
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah
untuk memanusiakan manusia. \proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan
utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka. Para ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada proses
belajar, ialah :
- Proses pemerolehan informasi baru,
- Personalia informasi ini pada individu.
Tokoh penting dalam teori
belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham
Maslow dan Carl Rogers.
- Arthur Combs (1912-1999)
Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967)
mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau
arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai
arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak
relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan
karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya
tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu
sebenarnya tak lain hanyalah dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
Untuk
itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi
siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha
merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan
seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan
dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun
dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi
pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs
memberikan lukisan persepsi dir dan dunia seseorang seperti dua lingkaran
(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah
gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia.
Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang
pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan
dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
- Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa
di dalam diri individu ada dua hal :
(1)
suatu
usaha yang positif untuk berkembang
(2)
kekuatan
untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu
berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.
Pada diri masing-masing orang mempunyai
berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang,
takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki
dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk
lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua
kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu
juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
Maslow
membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila
seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis,
barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah
kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia
menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan
oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan
motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum
terpenuhi.
- Carl Rogers
Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak
Park, Illinois Chicago, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Semula
Rogers menekuni bidang agama tetapi akhirnya pindah ke bidang psikologi. Ia
mempelajari psikologi klinis di Universitas Columbia dan mendapat gelar Ph.D
pada tahun 1931, sebelumnya ia telah merintis kerja klinis di Rochester Society
untuk mencegah kekerasan pada anak.
Gelar
profesor diterima di Ohio State tahun 1960. Tahun 1942, ia menulis buku
pertamanya, Counseling and Psychotherapy dan secara bertahap mengembangkan
konsep Client-Centerd Therapy.
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
- Kognitif (kebermaknaan)
- experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Guru menghubungan pengetahuan akademik
ke dalam pengetahuan terpakai seperti
memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential
Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas
belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal,
berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada
siswa.
Menurut
Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.
Menjadi
manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus
belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2.
Siswa
akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan
pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siswa
3.
Pengorganisasian
bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa.
4.
Belajar
yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dari bukunya
Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang
penting diantaranya ialah :
a.
Manusia
itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b.
Belajar
yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai
relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c.
Belajar
yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap
mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d.
Tugas-tugas
belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan
apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
e.
Apabila
ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai
cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
f.
Belajar
yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g.
Belajar
diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
h.
Belajar
inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun
intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
i.
Kepercayaan
terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama
jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan
penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
j.
Belajar
yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap
pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan
itu.
Salah satu model pendidikan terbuka mencakuo
konsep mengajar guru yang fasilitatif yang dikembangkan Rogers diteliti oleh
Aspy dan Roebuck pada tahun 1975 mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan
kondidi yang mendukung yaitu empati, penghargaan dan umpan balik positif. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
- Merespon perasaan siswa
- Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
- Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
- Menghargai siswa
- Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
- Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
- Tersenyum pada siswa
Dari penelitian itu diketahui guru yang
fasilitatif mengurangi angka bolos siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa,
meningkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa dan
matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan
dengan disiplin dan mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa
menjadi lebih spontan dan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.
Word dan PowerPoint juga bisa di donwload dibawah ini