TEKNIK MEMEGANG RAKET TENIS
Agar dapat bermain tenis dengan baik, salah satu kunci utamanya adalah
teknik memegang raket (grip) dengan sempurna. Grip sendiri ada
bermacam-macam di antaranya one handed backhand/forehand
(backhand/forehand satu tangan) dan two handed backhand/forehand
(backhand/forehand dua tangan).
Bagaimana teknik memegang raket yang benar. Berikut penjelasan atlet tenis Sekolah Tenis Gelora (STG) Solo, Elfa.
Pegangan dengan satu tangan tampaknya sederhana tapi jika tidak
dilakukan dengan benar hasil pukulannya pun tidak maksimal. Langkah awal
melakukan pukulan satu tangan ini dengan menempatkan telapak tangan di
puncak (di ujung) pegangan raket. Pada pukulan ini ibu jari sebaiknya
dalam posisi kerah bawah diagonal berlawanan dengan posisi belakang
grip. Akan lebih baik jika bagian dalam ibu jari tepat menyentuh
permukaan datar dari pegangan raket (foto 1).
Pegangan dengan dua tangan. Pegangan ini ini lebih sulit dilakukan dari
pada pukulan satu tangan, cara paling gampang melakukan pukulan ini
adalah pegang raket dengan gaya jabat tangan (forehand grip) yang
senyaman mungkin. Untuk memaksimalkan hasil, tangan yang lain memegang
raket dengan teknik forehand grip lainnya dengan posisi tangan kanan
lebih di atas untuk mendorong pukulan (foto 2
Sumber :
http://harianjoglosemar.com/index.php?option=com_content&task=view&id=8291&Itemid=1
GRIP (PEGANGAN RAKET)
Seringkali pemain yang baru atau belum pernah sama sekali bermain tenis
terjebak pada kesalahan dasar dalam memegang raket. Melihat hal ini
kemungkinan besar disebabkan oleh kebanyakan orang Indonesia yang jauh
mengenal bulutangkis sebagai olahraga paling populer dimainkan di
Indonesia, sehingga seringkali mengadopsi gaya pegangan raket
bulutangkis.
Pegangan raket bulutangkis cenderung berada di tengah gagang, sedangkan
tenis cenderung berada di ujung dari gagang raket. Contohnya bisa
dilihat pada gambar berikut:
Menurut perbedaan ini dapat dimengerti dari kinetik ayunan dalam
memukul bola atau kok dalam bulutangkis. Tenis cenderung menggunakan
ayunan tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul
bola, sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan
merupakan satu kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di
titik tengah, maka akan merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan
lengan itu sendiri. Lain halnya dengan bulutangkis yang memiliki raket
dengan berat yang lebih ringan dari tenis. Bulutangkis lebih banyak
menggunakan gerakan pergelangan tangan daripada keseluruhan lengan hinga
bahu itu sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang justru lebih
memperkuat cengkeraman.
Berikut akan dijelaskan posisi pegangan tangan di gagang tenis ditinjau
dari posisi pegangan raket. Umumnya. gagang raket tenis berbentuk
oktagonal. Kedelapan sisi tersebut dibagi menjadi sisi atas, bawah,
kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan 4 (searah jarum jam) seperti yang
diilustrasikan pada gambar di samping. Yang dipakai menjadi patokan
dari setiap tipe grip adalah posisi dari pangkal ujung jari telunjuk
kita.
Selanjutnya ditinjau beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis.
1. Forehand Continental grip
Grip ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain
tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan
berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk berada di
sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk pemain kidal).
Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini adalah
Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini sangat baik
digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan
digunakan oleh pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley’. Saat ini
tidak banyak yang menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand
utamanya karena tempo permainan yang semakin cepat dengan bola yang
semakin berputar (spin). Minus grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk
pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan
spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan
menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik.
Akan tetapi, grip continental merupakan grip standar untuk melakukan
service dan juga untuk pukulan volley serta overhead karena tangan
mantap mencengkeram gagang raket.
2. Forehand Eastern grip
Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula.
Grip ini seringkali disebut sebagai ‘pegangan berjabat tangan’. Anda
dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti
menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal
telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan)
atau sisi kiri (untuk pemain kidal).
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik
itu flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain
yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda
dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke
depan net. Namun minus pegangan ini sekali lagi agak susah untuk
menghadapi bola-bola topspin yang bersifat parabolik.
Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete
Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan
tipikal pemain Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini.
3. Forehand Semi-Western grip
Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis
modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner. Kita dapat
mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut
2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa
juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah
jarum jam satu sudut ke sudut 2atau3.
Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik
sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya
yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi
tidak direkomendasikan untuk memukul slice. Minus dari grip ini adalah
sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari
pukulan flat atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard
court). Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini
adalah:Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin.
4. Forehand Western grip
Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk
memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay)
umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern saat
ini.
Grip ini sebagai ‘pegangan wajan’ karena cara memegang raket ini
seperti saat kita memegang gagang wajan atau panci masakan. Caranya
adalah menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari gagang
raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian
bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket.
Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola
dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat
melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim.
Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola
tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus
dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan
flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola
slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau
semen (hard court)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar